Wanita Bertulang Punggung Sunyi
>> Sabtu, 17 Januari 2009
Aku mengerti kenapa ia terus muram, sayang.
Kenapa ia terus menghunus langit dengan
telunjuk.
Ia duduk dengan tangan merekah seperti fajar.
Dan aku tahu ia mencipta bisu dalam
lagu.
Tak satupun kata kutemui buat
bercinta.
Mungkinkah ia maha sepi?
Sebab ia tercipta dari
sunyi.
Ataukah ia lupa di mana wajahnya ia taruh.
Membikin gelisah di antara jerawat
di pundaknya.
Wanita itu bertulang punggung sunyi.
Nyanyiannya lagu
sakti.
Dan ia membius riuh agar tidur.
Buat ia menyanyikan sendu
merdu.

0 komentar:
Posting Komentar